- Back to Home »
- Diary »
- Animasi Kiky Si Kancil 3D? Wani Piro?
Posted by : Imedia9.net
Friday, November 2, 2012
Beberapa minggu yang lalu, kantor gue kedatangan Harry Riyadi beserta tim. Mereka bermaksud untuk mempresentasikan kemampuan mereka sekaligus mencari peluang kerja sama di tahun-tahun mendatang. Buat yang belum tahu, mas Harry Riyadi ini adalah pendiri Komunitas 3D Animasi Indonesia. Dan udah banyak banget malang melintang di dunia persilatan 3D. Pada kesempatan itu beliau mempresentasikan hasil karyanya dan timnya. Terus terang, gue terkejut. Sampai-sampai pengin ngompol sambil bilang WOW! Tapi berhubung di ruang rapat ga boleh ngompol, jadi aja gue tahan. Lagian kalau gue ke kamar mandi dulu kan bisa ketinggalan materi presentasinya. Mana kadang-kadang kamar mandinya suka penuh lagi. Jadi mesti ngantri dulu. Waktu itu pernah loh, pas gue lagi kebelet-kebeletnya... INI KENAPA MALAH JADI NGEBAHAS NGOMPOOL???
Ehm. Oke, mari kita kembali ke jalan yang benar. Intinya, setelah rapat itu selesai, saya colek mas Harry dan teman-temannya untuk membahas soal si kancil. Jadi gantian. Gue yang presentasi, dan materinya adalah all about Kiky si kancil. Mas Harry langsung ngangguk setuju begitu mendengar saya ingin membuatkan film animasi Kiky si kancil. Masalahnya cuma satu: Wani Piro?
Yup! Bikin film animasi 3D tuh nggak murah. Karena melibatkan banyak orang, skill, dan waktu yang sangat lama. Sekedar info: rate rata-rata untuk membuat film animasi 3D itu Rp. 500.000 per detik. Bayangin! PER DETIK MEN!! Sekilas kelihatan mahal, tapi sebenernya untuk bikinnya emang susah! Ga heran kalau film Finding Nemo aja dibikin dengan budget 40 juta USD$. Dan itu duit semua! Coba aja lo bayangin, itu kalau duit segitu disebar di lantai? Wedew, bisa koprol dan ngompol sepuasnya tuh!
Sekedar pembuktian bahwa membuat film 3D itu susah, gue sempat meminta tolong salah satu mahasiswa gue yang bisa blender untuk membuatkan model si kancil. Gue bilang gini: "Bikinin model 3D si kancil, atau lo gue kasih E!!" Wkwkwkwkw, dosen edaaan! Boong deng, gue nggak sekejam itu. Pokoknya thanks banget to Shoib Bintoro yang telah dengan sukarela membuatkan model 3D si kancil. Sekedar pembuktian jika membuat membuat animasi 3D tuh ga gampang. Dan makanya perlu pemodal yang kuat, dukungan penuh serta komitmen dari media televisi maupun media elektronik lainnya.
Gambar di atas ini baru merupakan bagian pertama dari keseluruhan proses pembuatan animasi 3D. Yaitu: MODELING. Jadi gambar Kiky si kancil, ditiru-tiru, dibentuk-bentuk, dan dipas-pasin. Ini masih belum selesai memang, karena habis itu masih ada pemberian tektur dan finishing. Kalao udah di tekstur nanti gue edit lagi postingan ini. Nah, apa pun itu, intinya yang dilakukan oleh mahasiswa gue ini baru Modeling. Baru bikin bentuk. Masih ada lanjutannya lagi untuk membuat sebuah animasi yang komplit. Ada RIGGING, ANIMATING, RENDERING, DAN PARARUSING. Wkwkwkwkw.
Ruwet juga ya mau bikin animasi 3D?
Ibarat kata Bondan Prakoso, "Ga'bisa bikin animasiiiii, ya ya ya ya ya ya ya, dudam dudam dudidubiduam, semua ini gara-gara money! Apa pun yang terjadi, duit selalu perlu untukmuuuu.... Janganlah kau bersedih, coz animating is somehow not okay!"
Nasib. Nasib. Ya sudahlah! Biarpun Kiky si kancil tidak pernah bisa tampil dalam bentuk animasi 3D, setidaknya saya masih sedikit terhibur dengan penampilan Sang Kancil yang ini:
Baca lebih jauh soal kondisi animasi 3D Indonesia di sini: Nasib Animasi 3D Indonesia
Ehm. Oke, mari kita kembali ke jalan yang benar. Intinya, setelah rapat itu selesai, saya colek mas Harry dan teman-temannya untuk membahas soal si kancil. Jadi gantian. Gue yang presentasi, dan materinya adalah all about Kiky si kancil. Mas Harry langsung ngangguk setuju begitu mendengar saya ingin membuatkan film animasi Kiky si kancil. Masalahnya cuma satu: Wani Piro?
Yup! Bikin film animasi 3D tuh nggak murah. Karena melibatkan banyak orang, skill, dan waktu yang sangat lama. Sekedar info: rate rata-rata untuk membuat film animasi 3D itu Rp. 500.000 per detik. Bayangin! PER DETIK MEN!! Sekilas kelihatan mahal, tapi sebenernya untuk bikinnya emang susah! Ga heran kalau film Finding Nemo aja dibikin dengan budget 40 juta USD$. Dan itu duit semua! Coba aja lo bayangin, itu kalau duit segitu disebar di lantai? Wedew, bisa koprol dan ngompol sepuasnya tuh!
Sekedar pembuktian bahwa membuat film 3D itu susah, gue sempat meminta tolong salah satu mahasiswa gue yang bisa blender untuk membuatkan model si kancil. Gue bilang gini: "Bikinin model 3D si kancil, atau lo gue kasih E!!" Wkwkwkwkw, dosen edaaan! Boong deng, gue nggak sekejam itu. Pokoknya thanks banget to Shoib Bintoro yang telah dengan sukarela membuatkan model 3D si kancil. Sekedar pembuktian jika membuat membuat animasi 3D tuh ga gampang. Dan makanya perlu pemodal yang kuat, dukungan penuh serta komitmen dari media televisi maupun media elektronik lainnya.
Gambar di atas ini baru merupakan bagian pertama dari keseluruhan proses pembuatan animasi 3D. Yaitu: MODELING. Jadi gambar Kiky si kancil, ditiru-tiru, dibentuk-bentuk, dan dipas-pasin. Ini masih belum selesai memang, karena habis itu masih ada pemberian tektur dan finishing. Kalao udah di tekstur nanti gue edit lagi postingan ini. Nah, apa pun itu, intinya yang dilakukan oleh mahasiswa gue ini baru Modeling. Baru bikin bentuk. Masih ada lanjutannya lagi untuk membuat sebuah animasi yang komplit. Ada RIGGING, ANIMATING, RENDERING, DAN PARARUSING. Wkwkwkwkw.
Ruwet juga ya mau bikin animasi 3D?
Ibarat kata Bondan Prakoso, "Ga'bisa bikin animasiiiii, ya ya ya ya ya ya ya, dudam dudam dudidubiduam, semua ini gara-gara money! Apa pun yang terjadi, duit selalu perlu untukmuuuu.... Janganlah kau bersedih, coz animating is somehow not okay!"
Nasib. Nasib. Ya sudahlah! Biarpun Kiky si kancil tidak pernah bisa tampil dalam bentuk animasi 3D, setidaknya saya masih sedikit terhibur dengan penampilan Sang Kancil yang ini:
Sang Kancil yang muncul pada serial Pada Zaman Dahulu. Sang Kancil 3D yang lahir dari tangan-tangan animator Les' Copaque, sebuah studio animasi 3D dari negeri tetangga...
Yg bermain msh bisa dihitung dgn jari, jadi wajar saja...Jika ingin tetap sabar, 10 s/d 20 th kedepan pasti bakal murah meriah sebangaimana perkembangan dunia IT...dulu web diitung perpage skrg malah 250rebo dah jadi web canggih pake CMS.
ReplyDelete